Observatorium Bosscha


Observatorium Bosscha merupakan satu - satunya tempat pengamatan bintang di
Indonesia.Observatorium Bosscha Sendiri memiliki sejarah yang panjang hingga sekarang dan masih terus melakukan aktifitas penelitiannya.

Observatorium Bosscha (dahulu bernama Bosscha Sterrenwacht) dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Pada rapat pertama NISV, diputuskan akan dibangun sebuah observatorium di Indonesia demi memajukan Ilmu Astronomi di Hindia Belanda. Dan di dalam rapat itulah, Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang tuan tanah di perkebunan tehMalabar, bersedia menjadi penyandang dana utama dan berjanji akan memberikan bantuan pembelian teropong bintang. Sebagai penghargaan atas jasa K.A.R. Bosscha dalam pembangunan observatorium ini, maka nama Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium ini.Pembangunan observatorium ini sendiri menghabiskan waktu kurang lebih 5 tahun sejak tahun 1923 sampai dengan tahun 1928.Publikasi internasional pertama Observatorium Bosscha dilakukan pada tahun 1933. Namun kemudian observasi terpaksa dihentikan dikarenakan sedang berkecamuknya Perang Dunia II. Setelah perang usai, dilakukan renovasi besar-besaran pada observatorium ini karena kerusakan akibat perang hingga akhirnya observatorium dapat beroperasi dengan normal kembali.Kemudian pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan observatorium ini kepada pemerintah RI. Setelah Institut Teknologi Bandung (ITB) berdiri pada tahun 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB. Dan sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia.
nah itlah sedikit sejarah tentang observatorim boscha
apakah sobat LC Ingin berkunjung ke Observatorium Bosscha?
 ,Tentu saja boleh. Tapi ingat, Observatorium Bosscha adalah tempat penelitian, bukan tempat wisata, tempat piknik atau semacamnya. Jadi ada peraturan khususnya:
  1. Tidak bisa sembarangan datang ke Bosscha. Kamu mesti mendaftar terlebih dulu via telepon/fax ke nomor 022-2786001 atau via email ke kunjungan[at]as.itb.ac.id. Pendaftaran tidak boleh dilakukan oleh pihak ketiga (misalnya agen travel/biro wisata) dan jumlahnya dibatasi. Makanya lebih cepat mendaftar lebih baik.
  2. Tidak boleh mengadakan acara seperti makan-makan, pembagian rapor, foto pengantin, dsb.
  3. Kunjungan dapat dibatalkan jika ada acara internal ITB yang lebih penting dan mendesak.
Observatorium Bosscha menawarkan dua jenis kunjungan, yakni kunjungan siang dan malam. Kunjungan siang dibuka sepanjang tahunkecuali hari Minggu, hari Senin, hari libur nasional, tanggal 30 Desember sampai 5 Januari, dan dua minggu di sekitar hari raya Idul Fitri. Di siang hari, kamu bisa memilih waktu kunjungan, apakah jam 9.00 pagi, 12.00 siang (khusus hari Jumat jam 13.00 karena memberi waktu ibadah bagi ummat Islam) atau jam 15.00 sore. Lamanya berkunjung hanya satu jam. Di sana, kamu akan diberi penjelasan tentang teleskop Zeiss dan presentasi astronomi.
Saat kunjungan siang, kamu tidak bisa meneropong. Jangankan meneropong, naik ke lantai teleskopnya saja tidak boleh. Kamu hanya melihat teleskopnya dari jauh. Biaya untuk berkunjung siang hari Rp. 5.000 per orang.
mengunjungi teleskop Zeiss
Berkunjung ke teleskop Zeiss.
Kalau kamu ingin meneropong, pilihlah kunjungan malam. Selain berkunjung ke teleskop Zeiss dan mendapat presentasi astronomi, kamu bisa meneropong dengan teleskop Bamberg dan Unitron (dan tetap saja tidak bisa meneropong dengan teleskop yang paling besar).  Teleskop tidak bisa menembus awan, sehingga pihak observatorium hanya membuka kunjungan malam saat musim kemarau saja, yakni dari April hingga Oktober. Itu pun tidak setiap hari. Biasanya hanya 3 malam saja setiap bulannya. Untuk mendapatkan jadwal pastinya, silakan telepon ke observatorium. Malam umum dimulai jam 17.00 dan berlangsung hingga jam 20.00. Biayanya Rp. 10.000  per orang.
Aturan lain yang harus diperhatikan bila ingin berkunjung ke Bosscha:
  1. Datanglah tepat waktu. Keterlambatan bisa berakibat berkurangnya waktu kunjungan atau yang terparah: kunjungan dibatalkan sepihak oleh observatorium.
  2. Kenakan pakaian yang rapi dan sopan. Jangan kenakan celana pendek atau baju tang top. Bila kamu berkunjung atas nama sekolah, pakailah seragam.
  3. Jagalah kebersihan. Jangan buang sampah sembarangan.
  4. Karena bukan tempat wisata, Bosscha tidak memiliki fasilitas umum yang memadai. Tidak ada tempat parkir, WC hanya ada tiga, dan satu mushola kecil. Tak jarang pula kehabisan air, padahal pengguna WC yang mengantri masih banyak.
  5. Jangan membawa binatang peliharaan.
  6. Bawalah payung sebab sering hujan dan tidak ada tempat berteduh.
Observatorium Bosscha berada di Lembang. Kalau kamu datang dari arah Bandung, pergilah ke Ledeng. Dari Terminal Ledeng ambil jalan lurus menuju Lembang (bisa juga naik angkutan umum Stasiun Hall-Lembang atau Ciroyom-Lembang). Setelah 14 km atau 18 tikungan kiri dan 16 tikungan kanan menyusuri Jalan Raya Lembang, kamu akan sampai di gerbang bawah Bosscha (di tikungan, sebelah kanan jalan, dekat Hotel Tiara). Kalau kamu melihat Grand Hotel Lembang, berarti Bosschanya sudah terlewat. Jangan malu untuk bertanya pada penduduk sekitar, “Punten, numpang tanya. Kalau mau ke teropong bintang jalannya ke mana ya?”

Peta menuju Bosscha

Peta dari Bandung ke Bosscha (besar).
Kalau kamu naik bis, parkirlah bismu di gerbang bawah. Dari situ kamu bisa berjalan kaki (mendaki) ke Bosscha sejauh 800 m atau naik ojek. Kalau naik mobil pribadi, mobilmu bisa naik sampai Bosscha. Tapi hati-hati dengan pungutan liar. Bosscha tidak pernah meminta bayaran apapun (termasuk biaya parkir) selain di bagian pendaftaran. Danjangan percayai informasi yang diberikan penduduk sekitar, karena seringkali informasi yang mereka berikan salah.
Jangan bayangkan Bosscha seperti Tangkuban Perahu atau The Peak yang menyediakan wisata alam berupa panorama yang indah. Di Bosscha kamu hanya melihat bangunan tua. Jadi pertimbangkan lagi kalau kamu ingin ke Bosscha dengan niat piknik.
Pengamatan bulan, bintang, dan benda langit lain tak hanya dilakukan di Bosscha. Himpunan Mahasiswa Astronomi ITB (Himastron ITB),Langit SelatanHimpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ), Jogja Astro Club (JAC), dan komunitas astronomi lain sering melakukan pengamatan yang terbuka untuk umum. Dan mereka juga bisa diundang untuk mengadakan pengamatan di suatu tempat (misalnya di sekolah, di kampung, atau di tempat penginapanmu). Menurutku lebih nyaman daripada meneropong di Bosscha.

sumber terkait : http://observatoriumbosscha.wordpress.com/
https://www.facebook.com/observatorium.bosscha
http://bosscha.itb.ac.id/

Best Seller